Kode Pada Busi

KODE BUSI
Kamis,6 April 2017
Jangan salah kaprah dalam memilih type busi, karena bukannya bikin motor jadi ngibrit
malah jadi gampang panas dan nembak-nembak seperti kekurangan bensin & salah setting
pengapian. Dari pada tengsin & mokal, yuk kita bahas apa sih maksud dari kode yang tertulis
pada badan busi. Dipasaran banyak terdapat berbagai macam merk busi diantaranya adalah
NGK, Champion & ND. Merk-merk tersebut masing-masing punya kode sendiri.
Dari pada kepanjangan ngobrolnya, yuk kita mulai dengan NGK BPR5ES-11
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
NGK dengan kode B-8-HV, Huruf pertama B menunjukkan diameter ulir busi yaitu 14 mm.
sedangkan untuk diameter 10 mm digunakan huruf C. Angka 8 menyatakan type range suhu
busi, untuk NGK makin kecil angka busi(mulai angka 2) makin panas type busi, sebaliknya jika
angka busi besar maka busi masuk kedalam type dingin, NGK memberi angka 11 untuk type
busi paling dingin. Huruf H menunjukkan panjang ulir, H untuk ulir panjang & E untuk ulir
pendek. Yang terakhir V


Denso sama dengan NGK untuk cara penulisannya tapi beda di huruf

Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api didalam ruang bakar.
Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar electrode yang dibangkitkan oleh
ignition coil. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai 2500 derajat Celcius dan
tekanannya mencapai 50 kg/cm2. Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tsb harus
mampu ditahan oleh busi.
Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode biasanya
menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan, silikon dll agar mampu
menahan kondisi ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar aluminia.
Berdasar kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:
Panas
Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat
mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar.
Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat.



Busi tipe Dingin
Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan
untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena
sifatnya yang mudah dalam pendinginan.
Masing-masing produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan
rating panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~ 37
sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25.
Pada umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan
untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan rating
22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.
Klasifikasi tipe busi ini didasarkan oleh faktor-faktor sbb:
Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas). Busi tipe panas
mempunyai volume yang lebih besar
Konduktifitas thermal insulator dan electrode
Konstruksi electrode
Dimensi gap pada ujung electrode
Pemilihan tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
Campuran bahan bakar yang digunakan
Perbandingan kompresi.
Ignition timing (waktu pengapian)
Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari
spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode yang terdapat pada
sisi insulator.


Dicontohkan satu kode busi sbb:
W24ES-U (Denso)
W : menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
Untuk sepeda motor yang masih dalam masa garansi, diharuskan untuk menggunakan
standard yang tertera pada data spesifikasi (owners manual)


Perawatan Busi
Mengamati kondisi busi dari warna dan kotoran yang melekat dapat membantu kita untuk
mengetahui terjadinya kerusakan dan gangguan pada mesin kendaraan. Karena busi yang
terawat dapat menunjang keseluruhan kerja sistem pengapian dengan lancar. Sebaiknya busi
harus dibersihkan setiap 3000-4000 km. Gantilah bila telah menempuh jarak 20.000 km
Busi dalam kondisi baik dapat dilihat dari warna kaki sekatan busi yaitu abu-abu terang atau
coklat kemerahan. Hal itu berarti kondisi mesin meliputi waktu pengapian dan penyetelan mesin
dalam kondisi baik.
Busi yang kotor insulatornya harus dibersihkan karena dapat mengganggu pembakaran. Bila
ujung insulator, elektroda busi tertutup kotoran jelaga hitam dan sisa pembakaran yang halus
itu berarti kemungkinan ada setelan yang tidak pas. Akibatnya konsumsi bahan bakar akan
boros, asap sisa pembakaran berwarna hitam dan mesin akan susah untuk distarter dalam
keadaan dingin. Segera perbaiki atau kalau perlu ganti busi dengan yang baru Bila ujung
insulator berwarna kuning agak coklat muda dan kadang-kadang muncul warna hijau hal itu
menunjukkan kemungkinan bensin atau oli yang tercampur air atau aditif yang kurang cocok.
Sehingga tarikan mesin menjadi kurang dan lamban berakselerasi serta knalpot jadi
meledak-ledak
Busi yang berkerak kuning kehitaman itu menunjukkan bahwa campuran bahan bakar di karburator terlalu
gemuk. Hal itu dapat disebabkan karena katup pada ruang pemanasan tidak bekerja, saringan
udara kotor sehingga mengganggu
pembakaran.
Busi berkerak basah menunjukkan oli yg masuk ke ruang bakar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bengkel Motor Panggilan surakarta dan sukoharjo Call/WA;0896 6056 9665

Diagram kelistrikan mesin cuci Sanken -S855PP